Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Sabtu, 07 Februari 2009

IMAM YANG SOK TAHU

Di suatu desa yang permai, hiduplah masyarakat yang rukun dan damai. perilaku Masyarakat di desa itu kental dengan interaksi sosial yang kuat dan religius. Keadaan masyarakatnya yang taat beribadah berdirilah sebuah masjid kokoh di tengah-tengah desa. Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini dijadikan tempat mensyiarkan nilai-nilai Islam di lingkungan desa itu. Pada suatu shubuh yang dingin mencekam, dihujani air yang turun dari langit. Tak seperti biasanya masjid terisi dua shoff penuh, tetapi pada saat itu orang yang datang untuk sholat shubuh hanya bisa dihitung dengan satu jari tangan. Jumlah orang yang datang untuk sholat shubuh pada waktu itu lima orang. Adzan pun dikumandangkan dengan suara rendah (Bariton) dan nada yang lembut/temponya lambat, sehingga suasana semakin mencekam dan semakin membuat ngantuk bagi yang mendengarkan adzan. Setelah adzan dikumandangkan dilanjutkan sholat qobliyyah shubuh dua raka’at. Setelah itu iqomah pun berkumandang “Allahu akbarAllahu akbar dst…”

saat iqomah selesai dukumandangkan kelima jama’ah tersebut berdiri membentuk satu shoff. Mereka saling mempersilahkan satu sama lain untuk menjadi Imam sholat shubuh pada waktu itu. Memang, ketika itu Imam “masjid tetap” tidak hadir. Yang hadir hanya masyarakat yang kediamannya dekat dengan masjid itu. Tiba-tiba datang satu orang, dan orang tersebut langsung berjalan menuju tempat Imam. Kelima jama’ah itu sedikit kaget. Akhirnya sholat pun dimulai di imami oleh orang yang belum dikenal secara detil oleh kelima jama’ah itu. “Allahu akbar”…suara takbiratul ihram dan gerakan tangan di samping telinga sang Imam lalu di letakkan tangan kiri di bawah tangan kanan memegang setengah tangan kiri dan menempel di atas perut.

Imam pun membaca surah Al-Fatihah dengan fasih. Aaamiiin…setelah membaca surah fatihah sang Imam melanjutkannya dengan membaca surat Al-Qodr. “Bismillahirrahmanirrahim…Innaa anzalnaahu fii lailatul Qodr” mendengar bacaan Imam seperti itu. Salah satu dari kelima makmum menegur bacaan sang Imam. “Lailatil!...” sang Imam bingung dan ia berkata dalam hati “emang ada yang salah?” lalu diulang bacaan itu. “Innaa anzalnaahu fii lailatul qodr”…makmum yang sama menegur kembali “Lailatil!...” sang Imam pun bingung lagi dan berkata lagi di dalam hatinya “Lailatil apa lailatul yah? Saya salah mungkin?. “Bismillahirrohmanirrahiim…innaa anzalnaahu fii lailatil qodr”. Bacaanya sudah benar dan si makmum tidak menegurnya kembali. Lalu ayat yang kedua “wamaa adrokamaa lailatil qodr” mendengar bacaan Imam salah lagi maka makmum yang sama menegur kembali “lailatul!...” Imam tersebut tambah bingung “salah lagi?,,perasaan udah bener, biarin ah” lalu bacaan tersebut diulang. Bismillahirrahmaanirraahiim…Inna anzalnahu fii lailatil qodr, wa maa adrokamaa lailatil qodr”. Mendengar sang Imam salah lagi makmum itu menegur kembali dengan suara yang agak keras dan tegas “Lailatul Qodr!!!”. Lalu tiba-tiba sang Imam menengok dan membalikkan badannya kearah makmum dan berkata dengan nada marah “Bagaimana sih…katanya Lailatil…?” melihat Imamnya nengok ke belakang sang makmum luar biasa kagetnya. Karena imamnya menegok ke belakang dan berbicara, maka sholat shubuh pun menjadi batal…

Semoga pembaca dapat mengambil ibroh/hikmah dari cerita tersebut.


_MR_

Tidak ada komentar: