Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Jumat, 06 Februari 2009

OCEHAN DALAM PUISI

Ocehan yang satu ini berisi tentang lantunan kata-kata yang terpaut dalam bait-bait puisi yang dibuat oleh penulis. Menulis puisi dan membaca puisi adalah salah satu hobbi penulis. Penulis mulai menyukai puisi pada saat duduk di bangku MTs kelas tiga.


Sejarahnya berawal dari sebuah acara yang diadakan oleh dinas pendidikan Jakarta lewat Pramuka tingkat SMP/MTs yaitu acara Jambore se DKI Jakarta bertempat di bumi perkemahan Cibubur pada tahun 2002. Waktu itu bertepatan dengan bulan Ramadhan, jadi acara jamborenya bertemakan lomba-lomba Islam. Ada lomba Adzan, pidato, MTQ, Cerdas cermat, dan baca puisi Islam. Sekolahku (MTsN 13) diundang sebagai salah satu peserta dari Jakarta Selatan. Akhrnya Bapak Hilman guru Bahasa Arab yang terkenal killer menjadi penanggung jawab di sekolahku untuk acara jambore tersebut. Karena para siswi di MTs ku tidak diizinkan oleh kepala sekolah untuk ikut jambore, dengan alasan repot bawa anak perempuan ( karena menginap 3 hari 2 malam ). Semua jenis perlombaan sudah terisi oleh sejumlah siswa untuk mewakili sekolahku. Jenis perlombaan yang belum fix adalah lomba baca puisi. Ketika aku sedang belajar di kelas tiba-tiba aku dipanggil keluar oleh Pak Hilman dan dibawa ke ruang perpustakaan. Di sana aku melihat sejumlah teman-teman dan adik kelas sedang duduk dengan wajah agak tegang. Ternyata aku dan teman-temanku diseleksi oleh Pak Hilman untuk menjadi peserta lomba baca puisi. Aku pun kaget tiba-tiba di ajak ikut lomba, aku sempat berpikir siapa yang merekomendasikan aku untuk menjadi calon peserta lomba baca puisi. ( Aku terlintas nama seorang teman, kemungkinan dia yang merekomendasikannya karena ketika di MTs, aku orang yang jago/lantang baca Undang-Undang Dasar ketika upacara ). Akhirnya aku dan calon peserta lainnya di seleksi. Setelah proses penyeleksian lalu diumumkan yang akan menjadi peserta lomba baca puisi untuk mewakili sekolahku. Ternyata nama yang disebutkan untuk menjadi peserta lomba baca puisi adalah Muhammad Rohman. Ya itulah namaku..aku kaget dan tidak mengira akan menjadi peserta lomba baca puisi. Dari kejadian itu aku terus merenungi diriku, ternyata diriku punya bakat, bakat yang terpendam. Semua teman-temanku memberikan semangat. Aku pun merasa yakin menang walaupun belum ada pengalaman sama sekali.


Hari perlombaan pun tiba…peserta lomba baca puisi Islam pada waktu itu sekitar puluhan orang. Jumlah yang tidak sedikit. Satu per satu nama peserta dipanggil, aku lupa mendapat giliran keberapa, kira-kira belasan. Ketika ku melihat peserta yang lain nyaliku menciut…bagus-bagus banget bacanya…aku menjadi pesimis, gerogi, gugup. Aku terus berdo’a kepada Allah untuk diberikan kekuatan dan motivasi. Aku teringat motivasi dari teman-teman ku. Mereka mendukungku untuk menang dan membawa tropi ke sekolah. Akhirnya, namaku dipanggil, dan akupun membaca puisi yang berjudul “Surat Untuk Rasulullah”. Aku membaca puisi sebagaimana biasa orang lain membaca puisi. Aku membacanya dengan penuh hikmad, kekhusyukan, dan intonasi yang indah serta artikulasi yang jelas. Akhirnya selesai juga puisi yang kubaca. Dan dentingan jantungku menjadi normal kembali. Akhirnya lega perasaan ini. Tinggal menunggu hasilnya di hari ketiga masa jambore. Waktu yang ditunggu-tunggu pun datang, semua pemenang dari juara 1,2,dan 3 serta juara harapan disebutkan oleh panitia satu per satu. Untuk jenis perlombaan cerdas cermat Islam Alhamdulillah sekolahku menempati juara ke tiga. Aku dan teman-teman sangat senang sekali. Dan akhirnya penyebutan pemenang dari jenis lomba baca puisi dibacakan oleh panitia lomba. Penyebutan dari juara harapan 1 terlebih dahulu ternyata bukan namaku yang disebut. Penyebutan dilanjutkan dari juara ke tiga lalu ke dua ternyata namaku juga tidak disebut. Rasa pesimisku mulai datang lagi, tidak mungkin aku juara 1, pasti orang lain yang juara 1, karena juara kedua dan ketiga yang disebutkan memang bagus bacanya. Sebelum juara satu disebutkan sempat terbesit dalam pikiran, bukan aku..bukan aku..bukan aku yang juara satu tidak mungkin (cemas dan harap!). Aku memejamkan mata dan jantungku bergetar kencang sekali…Juara 1 untuk lomba baca puisi Islam adalah Muhammad Rohman dari MTsN 13 Jakarta Selatan!!! Aku kaget sekali, ternayata aku juara 1 setingkat DKI Jakarta. Akupun langsung menyungkurkan kepala mencium lantai sebagai rasa syukur kepada Allah SWT. Ya Allah aku tidak menyangka ternyata aku mempunyai bakat yang terpendam…Alhamdulillah aku juara 1…


Itulah pengalamanku yang tak akan pernah aku lupakan. Seorang Rohman ternyata mempunyai bakat terpendam. Sejak itulah aku sering ikut lomba baca puisi di tingkat manapun. Sampai saat ini dari sekian banyak perlombaan baca puisi yang aku ikuti, aku selalu menjadi juara, baik itu juara 1,2,dan 3 semuanya pernah aku rasakan tapi kebanyakan juara 1. Hanya sekali aku merasakan kekalahan. Sejak itu juga aku menjadi hobi membuat puisi. Ada puluhan puisi hasil karyaku. Tapi semenjak tragedi yang terjadi ketika kelas 1 SMA yaitu rusaknya komputerku di rumah akibat terserang virus, semua file-file puisiku dan tulisanku hilang. Dan data mentah di kertas juga hilang. Tidak ada back up an sama sekali. Akhirnya aku lupa semua puisi-puisiku dan tulisan-tulisanku. Yang tersisa yaitu Cuma dua puisi hasil karyaku yaitu “Surat Untuk Rasulullah” dan “KOTAKU OH JAKARTA”. Sejak tragedi itu aku kecewa dan kesaaaaaaaaal… sampai-sampai aku vakum dari dunia pertulisan, maupun perpuisian. Tapi sekarang, entah kenapa ghirah untuk menulis muncul kembali. Setelah kurang lebih 5 tahun tidak menulis. Akhirnya aku kini kembali lagi ke dunia pertulisan…setelah baca puisinya, Jangan lupa commentnya ya…


_MR_

Tidak ada komentar: