Subscribe

Powered By

Free XML Skins for Blogger

Powered by Blogger

Rabu, 18 Maret 2009

IMPLIKASI RUHIYAH SEORANG MAS’UL TERHADAP JUNDI

( Teruntuk BPH CO Al-Ghifari yang aku cintai karena Allah SWT…)

Ada lembaga LDK katakanlah namanya LDK “perubahan”. Suatu masa LDK itu mengalami pergantian ( suksesi ). Terbentuklah sebuah generasi baru yang meneruskan perjalanan estafeta dakwah di kampus tersebut. Dua bulan berjalan tidak ada yang berubah secara signifikan antara generasi sesudahnya dalam hal sistem. Perubahan hanya terjadi pada visi dan misi dan beberapa proker yang berbeda dari generasi sebelumnya. Ketika 3 bulan genap usia kepengurusan baru itu ada fenomena yang berbeda dengan kepengurusan sebelumnya. Anggota LDK itu banyak yang tidak hadir jika diundang syuro, halaqoh dan mentoringnya “tidak sehat”, dan setelah di evaluasi mutaba’ah yaumiyahnya dibawah standar seorang kader. Kondisi seperti itu terjadi pada 70% dari anggota yang ada. Jadi hanya 30% yang sehat secara organisasi, mentoring/halaqoh, dan mutaba’ah yaumiyahnya. BPH dan CO-CO pun kelimpungan menghadapi hal yang demikian. Sudah berbagai macam bentuk usaha yang dilakukan oleh kaderisasi internal kampus tetapi angka itu tidak kunjung naik juga. Malah sempat turun hingga 25% anggota yang “sehat”. Ternyata setelah diselidiki, kondisi yang dialami oleh anggota yang 70% tidak sehat itu juga dialami oleh CO2. Kondisinya sama Tilawahnya mungkin hanya 3 lembar dalam seminggu, QL nya jarang-jarang, shaum sunnahnya juga jarang, interaksi dengan akhwat yang kelewat batas. Hanya syuro BPH CO mereka rajin dan itu hanya sebatas formalitas saja. BPH makin kelimpungan menghadapi CO2 dan para anggotanya. Lalu BPH ( Ketua, sekretaris, mas’ulah akhwat, dan bendahara ) melakukan introspeksi masing-masing. Ternyata hasil introspeksi menunjukkan BPH termasuk mas’ul LDK itu sadar akan kondisi dirinya pada waktu itu. Dan ternyata kondisi demikian juga dialami oleh BPH termasuk mas’ul. Sama kondisinya tilawahnya kurang dari satu jus sehari, QL nya banyak yang bolong-bolong, sering melakukan aktivitas2 yg kurang bermanfaat.

Akhirnya Tim syuro mengadakan acara intensif dan internal yang ditujukan untuk membangkitkan ruhiyah BPH dan CO. Acara di dalamnya terdapat taujih dari ustadz, motivasi, dan muhasabah. Ternyata cara itu cukup jitu untuk mengembalikan ruhiyah BPH CO yang hilang. Akhirnya berjalan 2 bulan dari fenomena tersebut. Tiba-tiba Allah memberikan pelajaran yang berharga yaitu anggota yang tadinya “terseleksi alam” kembali datang lagi, anggota yang tadinya jarang syuro dan mentoring ternyata menjadi rajin, mutaba’ah yaumiyahnya pun meningkat.

Subhanallah…ini adalah pelajaran yang sangat berharga bagi LDK tersebut khususnya mereka yang menduduki Top Management. Ternyata nasihat-nasihat, acara-acara yg dibuat selama ini tidak mempan dikarenakan ruhiyah yang lemah dan rapuh. Kalau dulu, ketika anggota diajak syuro mereka hanya sebatas menganggukkan kepala tanpa dilaksanakan. Hal itu dikarenakan tidak ada ruhiyah yang kuat dalam diri seorang BPH dan CO. Kalau sekarang tanpa disuruh untuk datang syuro dan mentoring mereka sadar dan ingin datang. Hal ini dikarenakan ruhiyah BPH CO yang kuat. Berkat tilawah-tilwah mereka yang rajin, Qiyamullail yang rutin, dan aktivitas-aktivitas mereka yang bermanfaat. Ternyata lemahnya kondisi ruhiyah seorang yang berkedudukan Top Management membuat implikasi yang buruk terhadap kinerja dan perkembangan dakwah.

Ya Rabbi, lapangkanlah dadaku, Mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku”. ( QS. Thaha : 27 )

_MR_

Tidak ada komentar: