KOTAKU OH…JAKARTA
Hamparan langit menyebar sugesti
Tuk menguji secebis empati
Ada yang mengerti, tapi salah mengarti
Ada pula yang tak mengerti, tapi mendapati
Tampak di tengah-tengah dunia
Berdiri kokoh kekar meraga
Takkan hilang ditelan masa
Walau berjuta badai kian melanda
Kotaku oh Jakarta
Bak menetap walau hanya sekejap
Tuk merebut bahan sesuap-suap
Biar sampai-sampai terlelap
Sudah di luar yang diharap
Kotaku oh Jakarta
Pagimu amatlah sibuk
Siangmu membuat pejalan batuk
Soremu menyihir orang menjadi kantuk
Malam mu sungguh.........
Kotaku oh Jakarta
Pusatmu sosok monas yang tinggi nan megah
Jalan-jalan raya yang berkelak-kelok nan indah
Kedipnya lampu malam membuat hilangnya hati yang gundah
Semua itu bukan sekedar usaha mengadah
Kotaku oh Jakarta
Dari zamannya si Pitung
Sampai zamannya Akbar Tanjung
Dari pendekar Jampang
Sampai pendekar Pak Bambang
Figur yang banyak digunjing
Kendati kian membimbing
Kotaku oh Jakarta
Budayamu sungguh memesona
Taman minipun berada di sana
Gudangnya budaya yang penuh warna
Kotaku oh Jakarta
Warisan budaya yang tak pernah copot
Ondel-ondel yang lucu menjadi maskot
Tari Topeng membuat mata melotot
Kerak telor yang selalu disorot
Kotaku oh Jakarta
Warisan budaya yang tak bisa dibilang
Membuat kita selamanya terkenang
Walaupun sekarang hanya remang-remang
Tapi aku yakin itu tak kan pernah hilang
Kotaku oh Jakarta
Janganlah lupa kepada yang kuasa
Sujud syukur kepada-Nya
Sebab Dialah Maha perkasa
Dialah sang pencipta
Hingga engkau berada
Oh Tuhan
Titipan Mu mengendap merangkap-rangkap
Cungkilkan laku para penggarap
Hingga siap sergap untuk ditangkap
Agar budaya ini selalu menghadap tegap
Laksana langit telungkup tetap
Kotaku oh.....Jakarata
Wahai Tuhan
Apakah salah kalau aku merindukan
Sebuah negeri yang indah ?
_MR_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar